Ini fakta, tentang
seorang gadis yang jatuh cinta pada sahabatnya sendiri.
Musim hujan di
pertengahan tahun 2012 aku gagal mempertahankan status persahabatanku
dengannya. Jika itu sebuah pertandingan, maka aku mengaku kalah. Aku tidak
sengaja jatuh cinta dengannya.
Awalnya aku fikir dia
tidak merasakan hal yang sama denganku. Ternya aku salah. Dia pernah mengatakan
bahwa dia mencintaiku, sejak aku dan dia berada dalam satu lomba ketika kelas 3
SMP. Tidak butuh waktu lama, cukup seratus dua puluh menit kemudian semuanya
bukan lagi kalimat cinta. Kalau boleh jujur aku sangat berharap waktu itu aku
dan dia benar-benar menjadi sepasang merpati yang bersatu dalam cinta. Tapi aku
mengerti bahwa cinta tidak perlu bersatu sebagai sepasang kekasih, mungkin terus
bersahabat lebih baik.
Hari itu sekitar jam
dua siang…
Aku menunggunya di
gerbang sekolah untuk pulang bersama. Aku tersenyum ketika melihat sosoknya
keluar dari gerbang itu. Namun senyumanku menghilang ketika ku lihat
teman-teman dekatku menghadangnya, menghujamnya dengan banyak pertanyaan.
Parahnya, pertanyaan itu tentang status hubunganku dengannya. Aku bisa melihat
ekspresi tidak nyaman dari wajahnya, dan aku memilih untuk tidak berada di
sekitaran itu. Aku menunggunya di pinggiran jalan setapak yang membisu. Ketika
semuanya selesai, aku berfikir dia akan menemuiku dan mengajakku pulang
bersama. Ternyata dia justru berlalu begitu saja di hadapanku. Mengendarai
kendaraannya tanpa sedikitpun melirikku. Sakitnya melihat hal itu. Apalagi
dengan gerimis yang tiba-tiba datang semakin membuatku hanyut dalam kesedihan.
Malamnya, dia
mengatakan padaku bahwa dia tidak suka ditanya seperti itu. Dia tidak suka
orang lain ikut campur dalam urusan pribadinya. Aku mengerti, dan aku meminta
maaf atas nama teman-teman dekatku yang juga teman dekatnya. Setelah kejadian
itu dia bukan lagi dia. Dia tidak hangat seperti sebelumnya, justru dingin
sikapnya tidak pernah ku dapatkan selama sepuluh tahun ini. Bahkan beberapa
hari setelah itu dia berjalan bersama gadis lain. Aku tidak perduli bagaimana
proses kedekatan mereka, aku hanya ingin tau siapa gadis itu. Akhirnya aku
harus menerima kenyataan yang tidak pernah ingin ku tau dan ku dengar. Gadis
itu pacar barunya. Saat itu seperti keceriaan yang runtuh sekejap di hadapanku.
Sejak saat itu, antara aku dan dia bukan siapa-siapa lagi. Aku sering menangis
dalam diam setiap kali aku merindukannya, setiap kali aku sadar bahwa aku dan
dia bukan lagi kita, setiap kali aku harus menerima kenyataan bahwa dia sudah
punya orang lain di sampingnya. Aku selalu bertanya, “Apakah kamu benar-benar bahagia ?”
Banyak lelaki yang
hadir dalam hidupku, dan memintaku menjadi orang special dalam cerita mereka.
Tapi aku menolaknya dengan alasan belum siap. Padahal alasan yang sebenarnya
aku sedang menunggunya kembali, dan bercerita bersamaku seperti waktu-waktu
sebelumnya. Aku takut jika aku menerima satu orang itu, maka dia akan semakin
jauh. Tapi ternyata tiga tahun lamanya hingga saat ini dia belum juga kembali.
Akhirnya aku menyerah, “Jika kamu benar-benar
bahagia, maka aku juga ingin bahagia sepertimu.” Aku fikir kalimat itu akan
terjadi dalam hidupku, tapi nyatanya sampai sekarang kebahagiaan ketika aku
bersamanya belum bisa tergantikan dengan kebahagiaan yang ku buat selama ini
tanpa sosoknya.
Hari ini, aku kembali
terkenang dengan semua saat-saat terindah ku bersamanya. Satu album cerita yang
buat bersamanya benar-benar menguras emosi untuk diabaikan begitu saja. Caranya
tersenyum yang menghangatkan duniaku. Kalimat-kalimat lucunya yang membuat duniaku
berwarna. Tatapannya yang lembut menghangatkan perasaanku.
Banyak yang bilang
perasaan yang aku rasakan hanya sementara, “Ah
cinta monyet. Besok juga hilang sendiri.” Semoga saja, ucapku dalam hati.
Ada juga yang mengatakan, “Makanya nggak
usah diurus, nggak usah berusaha untuk dilupakan. Besok juga akan berlalu
sendiri.” Aku juga berharap seperti itu. Tapi semuanya seperti ingatan yang
terputar sendiri tanpa ku inginkan. Ketika aku sudah berhasil tidak perduli
dengan siapa dia bahagia, perasaanku tiba-tiba berbeda dari biasanya. Setiap
kali aku menuliskan naskah cerita seolah-olah gambaran tokoh utama yang
terlintas di fikiranku hanya dia, dan selalu dia. Ketika aku benar-benar merasa
jauh dan cukup untukku beraharap bertemu dengannya, aku melihat sosoknya. Ketika
aku tidak mengingatnya lagi dan menyibukkan diriku dengan hal-hal lain, dia
hadir dengan sendirinya di mimpiku. Aku berusaha lupa, tapi dia sendiri yang
datang mengingatkanku.
Mungkin kalian
mengataiku bodoh karena aku bertahan sejauh ini hanya untuk menunggu seorang
lelaki yang entah dimana keberadaannya sekarang. Tidak masalah. Aku sudah
terbiasa dengan kalimat-kalimat iba yang melihatku bertahan seperti ini. Bahkan
teman-teman dekatku juga memikirkan dan mengatakan hal yang sama dengan kalian.
Mereka sering menjodohkanku dengan orang lain, tapi itu biasa saja untukku.
Bukan main cerita yang pernah terjadi antara aku dan dia. Sepuluh tahun aku
bersahabat dengannya, dua belas tahun aku sekolah di tempat yang sama
dengannya. Berbagi semua rasa dan cerita yang terjadi diantara aku dan dia. Rasanya
begitu sakit ketika aku harus berusaha melupakannya, benar-benar menghapusnya
dari cerita hidupku. Ini bukan hanya tentang cinta pertama, tapi ini tentang
kebersamaan yang bertahun-tahun sudah ku rangkai bersamanya harus terkubur
begitu saja.
Dimanapun kamu saat
ini, dan apapun kesibukan yang tengah kamu lakukan. Aku ingin kamu tau aku
masih di sini, aku menunggumu kembali. Entah sampai kapan aku akan seperti ini,
ku serahkan sepenuhnya pada waktu. Aku tidak pernah menuntutmu untuk merasakan
apa yang aku rasakan, bahkan melihatku menangis setiap kali aku merindukanmu.
Sekalipun aku bukan lagi siapa-siapa dalam ceritamu, kamu tetap menjadi tokoh
utama dalam ceritaku. Jika kamu kembali nanti dan aku masih menunggumu, aku
akan menyambutmu dengan senyuman terindah, memelukmu erat dan mengatakan kalau
aku sangat mencintaimu. Namun jika kamu kembali nanti dan aku tidak lagi
menunggumu, kamu harus ingat aku sudah mengorbankan mimpiku dan menghabiskan
banyak waktu ku hanya untuk menunggumu. Itu artinya kamu adalah lelaki yang special
dalam ceritaku. Dan itu akan tetap berlaku hingga tangan Tuhan menjemputku.
Aku,
Seorang Pencintamu