Sabtu, 01 November 2014

Aneh, itu menyenangkan !




Seseorang yang mulai meredam kekagumannya dan memperhatikanmu di sudut matanya.

Mungkin, tak akan ada balasan dari ketulusan tatapanku. Mungkin juga tatapanku hanya menjadi sebuah iklan belaka yang selalu menjadikanmu model di dalamnya. 

Aku tak perlu mengharapkan ketulusan dari sudut matamu. Lirikan itu sudah cukup membuatku tersenyum. Dibandingkan dengan keacuhan yang seolah-olah menanggalkan serpihan sesal. 

Sejak awal, aku tidak pernah menyangka hal yang ku sebut kagum itu akan hadir dalam ceritaku. Sikapmu yang sok cool dan selalu tenang. Bibirmu yang tidak pernah berhenti mengoceh dan mengejekku. Haha… lucunya, dari situ kesalku terganti rasa kagum yang entah terjadi dengan proses yang tak ku pahami.

Aku bingung dengan rasa kagum yang tak biasanya hadir di hatiku. Apa mungkin itu akan melakukan proses lebih lanjut yang akan ku sebut dengan cinta ? Apa ? cinta ?! ah tidak.. tidak. Aku harus segera tersadar dari khayalanku. Cerita khayalanku tentang aku dan kamu hanya akan seperti sebuah jalan buntu, tanpa persimpangan arah yang tidak semestinya.

Yups, candaan itu sukses membuatku tersenyum malu. Apalagi saat kamu mengomentari statusku. Itu adalah hal yang ku sebut dengan sebuah kebetulan. Bukan hanya dalam beberapa waktu, mungkin setiap hari mataku tak pernah bosan memperhatikan semuanya yang tergambar di wajahmu. 

Di bangku itu…

Aku terlalu sibuk menatapmu dari seberang yang sedang berkutik dengan benda elektronik yang tak pernah terlepas dari genggamanmu, hingga aku salah tingkah saat kamu tiba-tiba memergoki tatapanku. Reflex, aku seperti orang bodoh yang bergegas sibuk menggoreskan pena di atas kertas kosong. 

Sikapku yang jauh berbeda denganmu. Pemikiranku yang tak pernah sejalan denganmu. Pertengkaran manja yang tak hentinya diantara kita. Itu yang mengundang keanehan berbeda untukku. Kamu sudah seperti tukang kebun yang seenaknya menanam kekaguman itu di hatiku. Kamu ubah senyumanku yang semu jadi senyuman termanis.

Sekarang aku mengerti. Ternyata tak salah tentang cerita yang waktu itu selalu ku tepis. Dan fakta yang sering terungkap. Aku telah salah menilai setiap inti yang tersirat pada rangkaian sikap seseorang. Dan hal aneh yang diam-diam bisa tercipta.


Dari sikapmu yang sok cool dan selalu mengejekku.
Dengan caramu yang aneh,
 aku akui kamu mengagumkan .