Seseorang yang mulai meredam kekagumannya dan memperhatikanmu di
sudut matanya.
Mungkin, tak
akan ada balasan dari ketulusan tatapanku. Mungkin juga tatapanku hanya menjadi
sebuah iklan belaka yang selalu menjadikanmu model di dalamnya.
Aku tak
perlu mengharapkan ketulusan dari sudut matamu. Lirikan itu sudah cukup
membuatku tersenyum. Dibandingkan dengan keacuhan yang seolah-olah menanggalkan
serpihan sesal.
Sejak awal,
aku tidak pernah menyangka hal yang ku sebut kagum itu akan hadir dalam
ceritaku. Sikapmu yang sok cool dan selalu tenang. Bibirmu yang tidak pernah
berhenti mengoceh dan mengejekku. Haha… lucunya, dari situ kesalku terganti
rasa kagum yang entah terjadi dengan proses yang tak ku pahami.
Aku bingung
dengan rasa kagum yang tak biasanya hadir di hatiku. Apa mungkin itu akan
melakukan proses lebih lanjut yang akan ku sebut dengan cinta ? Apa ? cinta ?!
ah tidak.. tidak. Aku harus segera tersadar dari khayalanku. Cerita khayalanku
tentang aku dan kamu hanya akan seperti sebuah jalan buntu, tanpa persimpangan
arah yang tidak semestinya.
Yups,
candaan itu sukses membuatku tersenyum malu. Apalagi saat kamu mengomentari
statusku. Itu adalah hal yang ku sebut dengan sebuah kebetulan. Bukan hanya
dalam beberapa waktu, mungkin setiap hari mataku tak pernah bosan memperhatikan
semuanya yang tergambar di wajahmu.
Di bangku itu…
Aku terlalu
sibuk menatapmu dari seberang yang sedang berkutik dengan benda elektronik yang
tak pernah terlepas dari genggamanmu, hingga aku salah tingkah saat kamu
tiba-tiba memergoki tatapanku. Reflex, aku seperti orang bodoh yang bergegas sibuk
menggoreskan pena di atas kertas kosong.
Sikapku yang
jauh berbeda denganmu. Pemikiranku yang tak pernah sejalan denganmu.
Pertengkaran manja yang tak hentinya diantara kita. Itu yang mengundang
keanehan berbeda untukku. Kamu sudah seperti tukang kebun yang seenaknya
menanam kekaguman itu di hatiku. Kamu ubah senyumanku yang semu jadi senyuman
termanis.
Sekarang aku
mengerti. Ternyata tak salah tentang cerita yang waktu itu selalu ku tepis. Dan
fakta yang sering terungkap. Aku telah
salah menilai setiap inti yang tersirat pada rangkaian sikap seseorang. Dan hal
aneh yang diam-diam bisa tercipta.
Dari sikapmu
yang sok cool dan selalu mengejekku.
Dengan caramu
yang aneh,
aku akui kamu mengagumkan .