Senin, 08 September 2014

a broken promise



Katakan padaku, jalan terbaik yang harus ku tempuh saat perasaanku terkhianati.

Balkon kenangan yang selalu mengingatkanku pada waktu itu, saat hatiku masih milikmu. Masih jelas di benakku, ikrar hati yang kamu alunkan di tempat itu berhasil menggetarkan seluruh rasaku. Lalu, entah bagaimana bunga-bunga musim gugur bak gerimis di senja itu datang sebagai saksi dari ikrar yang kamu nyatakan. Sunyi nan indahnya awal kisah “kita”. Tak hentinya senyumanku terlatar setiap pandangan “kita” bertemu.

Hari-hari selanjutnya…
Ada sebait hal yang sebelumnya tak pernah ku temui darimu, hadir begitu saja dan menyihir segalanya. Tak butuh waktu lama, semuanya berubah.

Katakan padaku, siapa sebenarnya gadis itu ? aku ingin mengenalnya. Aku ingin tau bagaimana caranya melihatmu, hingga dalam sekejap kamu tak lagi di sampingku. Dimana kamu ? saat aku begitu sibuknya memahami apa yang sedang terjadi. Saat aku berusaha mencari tau problema yang mengubah “kita” menjadi “aku” dan “kamu”.

Beri aku penjelasan ! siapa yang telah menghancurkan kepercayaanku selama ini ?! siapa yang setega itu menjauh saat aku terbenam dalam kesendirian ?! mana kebahagiaan yang selalu kamu janjikan menjadi milikku ?! apa mungkin itu hanya suara belaka ? lalu, kurang apa kesetiaanku untuk sebentuk hati yang kamu miliki ?! 

Beritau aku senyuman yang tak bisa ku latarkan bersamamu.

Tunjukkan aku air mata yang tak pernah kamu tumpahkan bersamaku.

Aku ingin tau, sejauh mana kamu peduli tentangku. Seperti aku yang setiap kali aku ingin membiarkanmu pergi, yang setiap kali aku ingin melepaskan semuanya tentangmu, tak hentinya aku bertanya “kenapa ?” 

Sejenak ku pejamkan mataku dan terbang di dunia mimpi. Mimpi itu, tentangku dan tentangmu. Tentang sebentuk hati yang terkhianati. Dan kemudian aku tersadar, ada banyak hal dalam hidup yang belum bisa ku mengerti, selain kepedihan dan dusta.

Meskipun dalam waktu yang lama bahkan mungkin hingga mataku tertutup, tentang “kita” akan selalu ku kenang. Juga, untuk terakhir kalinya akan ku korbankan segenap jiwaku, demi memandang wajahmu sekali lagi. Aku terus mencoba mengatakan tak akan membiarkan janji ini berakhir.  Tapi… bagaimanapun, kita sudah menemukan cara untuk menjaga lebih dari sekedar janji yang terkhianati.

Neime :)



Bismillahirrahmaanirrahim…

Ya Rabb…
Sungguh tak pantas aku memohon ataupun meminta bantuan dari-Mu. Terlalu hina rasanya aku sebagai hamba-Mu yang penuh tabir kelam berani mengajukan permintaan kepada Engkau yang telah memberiku kehidupan. Tapi, kali ini aku benar-benar di ambang kegalauan mendalam. Tak ada dzat yang pantas tempat ku mengadu selain Engkau.  

Maafkan atas kelancanganku yang telah memendam perasaan cinta untuk seorang adam ciptaan-Mu. Aku telah diam-diam mencintainya. Perasaan itu bukan sebagai seorang teman ataupun seorang sahabat. Melainkan seperti Yusuf yang mencintai Zulaikha, dan Romeo mencintai Juliet. Aku mencintainya. Aku sangat mencintainya. Meskipun begitu, aku berusaha agar tak pernah melanggar syariat yang telah tertera dalam kitab-Mu. Aku selalu menjaga kesucian diri dan agamaku. Aku sadar akan kebodohan terbesar ku yang pernah melanggar perintah-Mu demi bersamanya. Tapi hanya dalam hitungan menit, semuanya berakhir. Bahkan ikatan silaturrahmi ku dengannya. Aku bingung apa yang harus aku perbuat untuk mengembalikan semuanya seperti biasa ? aku tak pernah memintanya mencintaiku lalu menjauh begitu saja. Bersahabat dengannya cukup membuatku bahagia. 

Aku sadar tentang sabda alam yang tak halal bagi setiap insan untuk menjalani hubungan dengan seseorang yang bukan mahramnya. Tapi jauh sebelumnya, aku berusaha mencari setitik izin untuk menjalani hubungan dalam kitab-Mu ataupun tafsir para ilmuwan islam. Percuma ! tak ada satupun yang mengizinkan hubungan itu terjalin tanpa ikatan resmi dalam sebuah ikrar pernikahan. Justru hanya kata “zina” yang terselip. Bagaimanapun… sulit untukku meredam perasaan sejak dua tahun lalu yang begitu dalam untuknya. Hatiku harus berperang dengan perasaan yang terlalu dalam untuknya, sementara mataku sehari pun tak pernah terpejam tanpa sosoknya yang berlalu di hadapanku. Berkali-kali sudah aku memohon bantuan-Mu untuk menghapus memory ku dengannya. Berkali-kali juga Engkau pertemukan aku dengannya. Entah apa rahasia yang sedang berusaha Engkau tunjukkan padaku. 

Perasaanku menangis setiap kali menggenggam kenyataan bahwa aku hanya bisa mencintainya dalam hatiku, tanpa mengungkapkannya. Tapi… apa yang bisa ku perbuat ?! Baiklah, akan ku jalani semuanya. Aku yakin akan ada kejutan termanis di balik pengorbanan hati.

Ya Rabb…
Atas rindu yang belum sepantasnya menjadi milikku. Atas cinta yang masih tercatat rapi. Atas jalan hidup yang sudah Engkau tentukan untukku. Dialah satu-satunya cahaya terbaik yang pernah berada di sampingku. Dialah si pemilik hati yang pertama kali mentasbihkan cinta dalam relung hatiku. Dialah satu-satunya laki-laki yang pernah menjadi sahabat termanis sepanjang sejarah masa kecilku.

Engkau pasti telah mengetahui semuanya tentangku di atas segala-segalanya. Untuk itu, bolehkah aku mengajukan permintaan pada-Mu ? aku mengajukan permintaan sebagai seorang hamba dengan Tuhannya, juga sebagai seorang manusia yang tak berdaya tanpa kuasa-Mu. Izinkan aku mencintainya dalam hatiku. Izinkan aku merindukannya dalam-dalam. Dan izinkan aku selalu menyapanya… . Meski itu dalam mimpi. Aku selalu percaya dengan jodoh yang sudah Engkau tetapkan untukku. Meskipun begitu, biarkan aku tetap berharap menjadi yang halal baginya, menjadi satu-satunya jodoh dalam hidupnya. Aku ingin mencintainya dalam kesejatian sebuah pengabdian.

For a Heart :*




Untuk sebentuk hati yang berada dalam penantian. 
 
Atas cinta yang selalu terpendam dan tertata rapi. Nantikan cinta itu dengan keteguhan iman. Keteguhan iman yang nantinya akan menuntun cinta itu, hingga cinta itu membuatmu sempurna di hadapan-Nya. Cintamu karena-Nya akan membuat penantian itu tak berujung percuma.

Untuk sebentuk hati yang selalu berharap.
Pada cinta yang tak terbaca. Letakkan harapan itu di atas keridhaan-Nya dalam setiap sujud dan tasbihmu. Keikhlasan akan menyempurnakan harapan itu agar tak ternodai dengan apapun. Harapanmu pada-Nya akan terwujud bersama ketabahanmu menantinya.

Untuk sebentuk hati yang terbalut kegalauan.
Tentang tanya yang sulit terjawab. Tersenyumlah ! rangkai kegalauan itu jadi senyuman. Urungkan niat siapapun bertanya tentang kesepian yang menurutmu nyata. Ceritakan pada mereka, bahwa hatimu tak pernah dan tak akan pernah kesepian dalam balutan kasih sayang dan kuasa-Nya.

Untuk sebentuk hati yang terselubungi kerinduan.
Ceritakan rasa itu dalam setiap sujudmu. Sampaikanlah berjuta kerinduan itu melalui jembatan kuasa-Nya. Jika memang menurut-Nya rindu itu pantas kau miliki, maka jembatan itu akan selalu terhubung untukmu. Namun, jika menurut-Nya rindu itu tak pantas kau miliki, maka jembatan itu akan terputus untukmu. Tapi, percayalah ! rindu dari-Nya yang lebih pantas dan lebih baik akan menjemputmu. Entah itu esok ataupun lusa.

Kau percaya jodoh ?
Tentu saja setiap orang memiliki jodoh masing-masing. Semuanya tentang hidup termasuk jodoh sudah terlampir dalam deary-Nya. Tapi tak berarti jodoh akan diturunkan-Nya dari langit, melainkan di hati kita. Dekat, bahkan sangat dekat. Karena itu, titipkan segenap hatimu pada Sang Kuasa. Dan bersabarlah menanti waktu untuk hatimu dan jodoh bertemu.


Dari seorang insan ciptaan-Nya.