Tok tok tok
!
Sesosok gadis berjilbab dengan seragam SMA
lengkap tampak sedang berdiri di depan pintu. Dan sesaat terlihat seorang gadis
berambut hitam membuka pintu dan langsung tersenyum, juga mengenakan seragam
yang sama.
“Maaf ya, aku lama.” Ucap si gadis berambut
hitam.
“Nggak apa-apa. Ya udah, kita berangkat yuk
!” Balas si gadis berjilbab.
Pagi itu, angin begitu sibuknya saling
berlalu. Burung-burung bernyanyi dengan melodi yang indah. Dan mentari
tersenyum dengan sangat manis. Mengiringi untaian langkah dua orang gadis yang
selalu bersama. Seyna Ethiara Carres, seorang gadis berdarah jawa dan
australia. Dia memiliki sahabat yang selalu setia di sampingnya. Kapanpun dan
dimanapun. Dia biasa memanggilnya Sarah. Seorang gadis berjilbab kelahiran jawa.
10 tahun persahabatan mereka, tak pernah kandas dengan konflik yang tak
terselesaikan. Seperti menara Eiffel dan paris yang tak mungkin dipisahkan.
Begitulah mereka. Hingga cinta hadir dan merubah segalanya.
Murid baru ! Kehadiran seorang laki-laki berambut
hitam, berbadan tegap dan dengan sebelah lesung pipinya, sejenak mengubah
perasaan di hati kedua sahabat itu. Juga sebaliknya. Hanya saja laki-laki
berbadan tegap itu tampak menyukai salah satu dari mereka berdua. Waktu
istirahat tiba, kedua gadis itu nimbrung di kantin seperti biasanya. Dan
seorang laki-laki datang menghampiri mereka.
“Hai... aku boleh duduk di sini nggak ?”
sapanya seraya menunjuk bangku kosong di depan Seyna dan Sarah.
“Eh Galang. Boleh banget !.” Jawab seyna
dengan senyuman manis.
Selama waktu itu, Seyna terus memandang ke
arah Galang, berharap laki-laki itu juga memandangnya. Namun ternyata pandangan
Galang malah bertemu dengan pandangan Sarah yang kemudia tertunduk malu. Dan
wow ! ada sentuhan aneh yang menggebu. Hening sejenak. Kemudian mereka tersadar
dengan suara bel masuk.
Pulang sekolah, Sarah merasa ada yang aneh
dengan Seyna.
“Aku perhatiin dari tadi kok senyum-senyum
sendiri ? hayoo... kenapa ?” Ucap Sarah mengawali pembicaraan.
“Hmmm... Syalala. Aku rasa aku jatuh cinta,
Ra.” Jawab Seyna sambil tersenyum lebar.
“Ciiieee... siapa sih laki-laki yang sudah
merebut hati sahabatku ini ?” Tanya Sarah sambil bercanda dan menyenggol bahu
Seyna.
“Kamu pasti tau orangnya, Ra. Dan untuk
sekarang, aku nggak akan kasi tau kamu. Aku mau kasi kejutan buat kamu. Nanti
setelah aku jadian sama dia. Haha...” balas Seyna sambil tertawa.
“Hmm... gitu ya ! sekarang udah maen
rahasiaan sama aku.” Ucap Sarah. Sementara, Seyna terus berjalan dan bernyanyi
riang.
Bukan hari itu saja, wajah Seyna berseri
setiap hari. Seakan ada bunga-bunga cinta yang tumbuh di taman hatinya. Sejak
saat itu, Seyna menjadi lebih tertutup pada Sarah. Dan selalu menyembunyikan
inisial seseorang yang dicintainya. Hingga akhirnya, hari itu Seyna harus menerima
kenyataan bahwa Galang tak pernah memiliki rasa yang sama sepertinya.
“Maafin aku, Na. Aku sudah jatuh cinta pada
seseorang. Aku yakin suatu hari nanti kamu pasti dapetin seseorang yang lebih
baik dari aku.” Ucap Galang yang akhirnya menorehkan luka yang dalam di hati
Seyna.
Sejenak, ada sengatan listrik yang menyambar
palung hati Seyna begitu dalam. Senyuman yang awalnya tak pernah tergantikan
dengan apapun, kini justru terganti air mata dan kepedihan. Dia tak menyangka,
cinta pertamanya tak pernah mencintainya. Tak tertahan, deraian air mata
membanjiri wajahnya. Di saat seperti ini, Seyna sangat membutuhkan sahabatnya
yang justru sedang bergulat dengan problema hatinya, yang ternyata juga
mencintai Galang. Gadis berjilbab itu terus berusaha melawan hatinya yang
dirasa tak adil untuk Seyna.
...