Kamis, 25 Februari 2016

Cerita yang tersimpan sebagai Kenangan

Ini fakta, tentang seorang gadis yang jatuh cinta pada sahabatnya sendiri.

Musim hujan di pertengahan tahun 2012 aku gagal mempertahankan status persahabatanku dengannya. Jika itu sebuah pertandingan, maka aku mengaku kalah. Aku tidak sengaja jatuh cinta dengannya.

Awalnya aku fikir dia tidak merasakan hal yang sama denganku. Ternya aku salah. Dia pernah mengatakan bahwa dia mencintaiku, sejak aku dan dia berada dalam satu lomba ketika kelas 3 SMP. Tidak butuh waktu lama, cukup seratus dua puluh menit kemudian semuanya bukan lagi kalimat cinta. Kalau boleh jujur aku sangat berharap waktu itu aku dan dia benar-benar menjadi sepasang merpati yang bersatu dalam cinta. Tapi aku mengerti bahwa cinta tidak perlu bersatu sebagai sepasang kekasih, mungkin terus bersahabat lebih baik.

Hari itu sekitar jam dua siang…
Aku menunggunya di gerbang sekolah untuk pulang bersama. Aku tersenyum ketika melihat sosoknya keluar dari gerbang itu. Namun senyumanku menghilang ketika ku lihat teman-teman dekatku menghadangnya, menghujamnya dengan banyak pertanyaan. Parahnya, pertanyaan itu tentang status hubunganku dengannya. Aku bisa melihat ekspresi tidak nyaman dari wajahnya, dan aku memilih untuk tidak berada di sekitaran itu. Aku menunggunya di pinggiran jalan setapak yang membisu. Ketika semuanya selesai, aku berfikir dia akan menemuiku dan mengajakku pulang bersama. Ternyata dia justru berlalu begitu saja di hadapanku. Mengendarai kendaraannya tanpa sedikitpun melirikku. Sakitnya melihat hal itu. Apalagi dengan gerimis yang tiba-tiba datang semakin membuatku hanyut dalam kesedihan.

Malamnya, dia mengatakan padaku bahwa dia tidak suka ditanya seperti itu. Dia tidak suka orang lain ikut campur dalam urusan pribadinya. Aku mengerti, dan aku meminta maaf atas nama teman-teman dekatku yang juga teman dekatnya. Setelah kejadian itu dia bukan lagi dia. Dia tidak hangat seperti sebelumnya, justru dingin sikapnya tidak pernah ku dapatkan selama sepuluh tahun ini. Bahkan beberapa hari setelah itu dia berjalan bersama gadis lain. Aku tidak perduli bagaimana proses kedekatan mereka, aku hanya ingin tau siapa gadis itu. Akhirnya aku harus menerima kenyataan yang tidak pernah ingin ku tau dan ku dengar. Gadis itu pacar barunya. Saat itu seperti keceriaan yang runtuh sekejap di hadapanku. Sejak saat itu, antara aku dan dia bukan siapa-siapa lagi. Aku sering menangis dalam diam setiap kali aku merindukannya, setiap kali aku sadar bahwa aku dan dia bukan lagi kita, setiap kali aku harus menerima kenyataan bahwa dia sudah punya orang lain di sampingnya. Aku selalu bertanya, “Apakah kamu benar-benar bahagia ?”

Banyak lelaki yang hadir dalam hidupku, dan memintaku menjadi orang special dalam cerita mereka. Tapi aku menolaknya dengan alasan belum siap. Padahal alasan yang sebenarnya aku sedang menunggunya kembali, dan bercerita bersamaku seperti waktu-waktu sebelumnya. Aku takut jika aku menerima satu orang itu, maka dia akan semakin jauh. Tapi ternyata tiga tahun lamanya hingga saat ini dia belum juga kembali. Akhirnya aku menyerah, “Jika kamu benar-benar bahagia, maka aku juga ingin bahagia sepertimu.” Aku fikir kalimat itu akan terjadi dalam hidupku, tapi nyatanya sampai sekarang kebahagiaan ketika aku bersamanya belum bisa tergantikan dengan kebahagiaan yang ku buat selama ini tanpa sosoknya.

Hari ini, aku kembali terkenang dengan semua saat-saat terindah ku bersamanya. Satu album cerita yang buat bersamanya benar-benar menguras emosi untuk diabaikan begitu saja. Caranya tersenyum yang menghangatkan duniaku. Kalimat-kalimat lucunya yang membuat duniaku berwarna. Tatapannya yang lembut menghangatkan perasaanku.

Banyak yang bilang perasaan yang aku rasakan hanya sementara, “Ah cinta monyet. Besok juga hilang sendiri.” Semoga saja, ucapku dalam hati. Ada juga yang mengatakan, “Makanya nggak usah diurus, nggak usah berusaha untuk dilupakan. Besok juga akan berlalu sendiri.” Aku juga berharap seperti itu. Tapi semuanya seperti ingatan yang terputar sendiri tanpa ku inginkan. Ketika aku sudah berhasil tidak perduli dengan siapa dia bahagia, perasaanku tiba-tiba berbeda dari biasanya. Setiap kali aku menuliskan naskah cerita seolah-olah gambaran tokoh utama yang terlintas di fikiranku hanya dia, dan selalu dia. Ketika aku benar-benar merasa jauh dan cukup untukku beraharap bertemu dengannya, aku melihat sosoknya. Ketika aku tidak mengingatnya lagi dan menyibukkan diriku dengan hal-hal lain, dia hadir dengan sendirinya di mimpiku. Aku berusaha lupa, tapi dia sendiri yang datang mengingatkanku.

Mungkin kalian mengataiku bodoh karena aku bertahan sejauh ini hanya untuk menunggu seorang lelaki yang entah dimana keberadaannya sekarang. Tidak masalah. Aku sudah terbiasa dengan kalimat-kalimat iba yang melihatku bertahan seperti ini. Bahkan teman-teman dekatku juga memikirkan dan mengatakan hal yang sama dengan kalian. Mereka sering menjodohkanku dengan orang lain, tapi itu biasa saja untukku. Bukan main cerita yang pernah terjadi antara aku dan dia. Sepuluh tahun aku bersahabat dengannya, dua belas tahun aku sekolah di tempat yang sama dengannya. Berbagi semua rasa dan cerita yang terjadi diantara aku dan dia. Rasanya begitu sakit ketika aku harus berusaha melupakannya, benar-benar menghapusnya dari cerita hidupku. Ini bukan hanya tentang cinta pertama, tapi ini tentang kebersamaan yang bertahun-tahun sudah ku rangkai bersamanya harus terkubur begitu saja.


Dimanapun kamu saat ini, dan apapun kesibukan yang tengah kamu lakukan. Aku ingin kamu tau aku masih di sini, aku menunggumu kembali. Entah sampai kapan aku akan seperti ini, ku serahkan sepenuhnya pada waktu. Aku tidak pernah menuntutmu untuk merasakan apa yang aku rasakan, bahkan melihatku menangis setiap kali aku merindukanmu. Sekalipun aku bukan lagi siapa-siapa dalam ceritamu, kamu tetap menjadi tokoh utama dalam ceritaku. Jika kamu kembali nanti dan aku masih menunggumu, aku akan menyambutmu dengan senyuman terindah, memelukmu erat dan mengatakan kalau aku sangat mencintaimu. Namun jika kamu kembali nanti dan aku tidak lagi menunggumu, kamu harus ingat aku sudah mengorbankan mimpiku dan menghabiskan banyak waktu ku hanya untuk menunggumu. Itu artinya kamu adalah lelaki yang special dalam ceritaku. Dan itu akan tetap berlaku hingga tangan Tuhan menjemputku.


Aku,
Seorang Pencintamu