Senin, 19 Mei 2014

Ending :)

Dan akhirnya tanpa Seyna sadari, Sarah datang dan langsung duduk di samping sahabatnya itu. Ada suasana dan ekspresi yang tak wajar dari sahabatnya itu.

“Na... kamu kenapa ?” Tanya Sarah saat melihat ekspresi yang tak pernah ditemui dari sahabatnya itu.

 “Galang, Ra ! Galang !” Jawab Seyna dengan butiran embun yang perlahan jatuh.

“Galang kenapa ? Dia nyakitin kamu ? Bilang sama aku Na !” Balas Sarah dengan nada yang tidak terima sahabatnya menangis seperti itu. Tak ada respon dari Seyna. Hanya derai air matanya yang semakin deras. Sarah berusaha menenangkan sahabatnya itu.

“Jangan kayak gini dong Na. Cerita sama aku apa yang sebenarnya terjadi ?”

“Galang nggak pernah cinta sama aku Ra.” Ucap Seyna terisak.

“Apa ? itu nggak mungkin Na. Kamu pasti lagi kebawa cemburu, makanya kamu bilang gitu.”

“Enggak Ra. Itu kenyataannya. Aku udah salah mengerti arti dari setiap pandangan dan senyumannya. Aku terlalu yakin pada diriku sendiri bahwa dia mencintaiku.”

“Udaah Na. Jangan kayak gini dong. Aku nggak bisa liat kamu kayak gini.” 

Sarah mengulurkan jemarinya untuk menghapus butiran embun di wajah Seyna dan merangkul sahabatnya dengan penuh perasaan. Tanpa sadar, dia meneteskan air mata melihat tangisan Seyna, sahabat satu-satunya yang paling ia sayangi. Seyna melepaskan rangkulan itu dan berusaha tersenyum dihadapan Sarah.

“Tapi aku bahagia, karena Galang sudah mencintai seseorang yang tepat. Meskipun itu bukan aku.”

“Maksud kamu apa, Na ?”

“Galang mencintai seseorang yang sangat cantik kepribadiannya. Gadis itu orang yang pertama kali membuat hatinya merasa sejuk. Dia pintar, ramah, taat beribadah dan sangat anggun dibalik jilbabnya. Gadis itu sekelas dengannya, dengan kita juga.”

Kemudian, Seyna berbalik menatap wajah sahabatnya lekat-lekat dan menggenggam jemari Sarah.

“Gadis yang berhasil merebut hati Galang dan membuatnya jatuh cinta pada pandangan pertama, sekarang ada di hadapanku.”

“A..apa maksud kamu, Na ?” Tanya Sarah, mencari kepastian ucapan Seyna.

“Iyaa. Gadis itu bernama Sarah Altafakiya. Dia satu-satunya sahabat terbaik dalam hidupku.”

Mata Sarah berkaca-kaca dan seolah tak percaya dengan apa yang baru saja didengar dari sahabatnya itu. Itu tidak mungkin. Jika gadis itu, aku. Lalu bagaimana dengan perasaan sahabatku ? Sebenarnya aku juga mencintainya. Tapi aku tidak mungkin menggadaikan perasaan sahabatku. Sarah bertanya-tanya dalam hatinya dan memberontak dengan perasaannya yang ternyata searah dengan Galang dan menjadi rumit dengan Seyna, sahabatnya.

“Aku tau. Sebenarnya kamu juga suka kan sama Galang ? Hanya saja aku mengerti dan paham tentang semuanya sejak perasaanku semakin kuat untuk Galang. Aku baru sadar, cinta tak akan indah dalam sebuah paksaan hati. Aku minta maaf, Ra. Aku udah menghalangi jembatan cinta kamu sama Galang.”

“Enggak, Na. Aku nggak mungkin berani mencintai seseorang yang sangat dicintai sahabatku. Aku sayang banget sama kamu, Na. Aku nggak mungkin dan nggak akan pernah mungkin jatuh hati di tempat yang sama dengan sahabatku.”

“Dengerin aku baik-baik, Ra. Aku akan sangat merasa bersalah kalau sampai kamu bohongi perasaan kamu sendiri, hanya demi perasaanku. Galang mencintai kamu. Kamu juga mencintai Galang. Aku yang memutuskan untuk mencintai Galang. Dan aku juga yang akan memutuskan untuk melepaskan Galang. Aku akan lebih bahagia kalau Galang sama kamu, daripada dengan orang lain. Buat aku, persahabatan kita lebih berharga daripada apapun di dunia ini. Termasuk cinta yang aku rasakan, tapi hanya sepotong hati. Aku ikhlas Ra.”

Tanpa berkata apapun, Sarah memeluk Seyna dengan erat, juga sebaliknya dan air mata yang tak hentinya mengalir dari wajah kedua gadis yang bersahabat sejak 10 tahun lalu. 

“Aku sayang kamu, Na. Aku sayang kamu ! Aku nggak akan pernah bisa dapetin sahabat lain seperti kamu.” Ucap Sarah yang masih dalam rangkulan Seyna.

“Aku juga sayang kamu, Ra. Sayang banget sama kamu !”.


~ Untuk sahabat yang tak akan pernah ku gadaikan dengan apapun di dunia ini,
    Dan tak akan ku korbankan kesetiaannya demi cinta.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar