Bismillahirrahmaanirrahim…
Ya Rabb…
Sungguh tak
pantas aku memohon ataupun meminta bantuan dari-Mu. Terlalu hina rasanya aku
sebagai hamba-Mu yang penuh tabir kelam berani mengajukan permintaan kepada
Engkau yang telah memberiku kehidupan. Tapi, kali ini aku benar-benar di ambang
kegalauan mendalam. Tak ada dzat yang pantas tempat ku mengadu selain Engkau.
Maafkan atas
kelancanganku yang telah memendam perasaan cinta untuk seorang adam ciptaan-Mu.
Aku telah diam-diam mencintainya. Perasaan itu bukan sebagai seorang teman
ataupun seorang sahabat. Melainkan seperti Yusuf yang mencintai Zulaikha, dan
Romeo mencintai Juliet. Aku mencintainya. Aku sangat mencintainya. Meskipun
begitu, aku berusaha agar tak pernah melanggar syariat yang telah tertera dalam
kitab-Mu. Aku selalu menjaga kesucian diri dan agamaku. Aku sadar akan
kebodohan terbesar ku yang pernah melanggar perintah-Mu demi bersamanya. Tapi
hanya dalam hitungan menit, semuanya berakhir. Bahkan ikatan silaturrahmi ku
dengannya. Aku bingung apa yang harus aku perbuat untuk mengembalikan semuanya
seperti biasa ? aku tak pernah memintanya mencintaiku lalu menjauh begitu saja.
Bersahabat dengannya cukup membuatku bahagia.
Aku sadar
tentang sabda alam yang tak halal bagi setiap insan untuk menjalani hubungan
dengan seseorang yang bukan mahramnya. Tapi jauh sebelumnya, aku berusaha
mencari setitik izin untuk menjalani hubungan dalam kitab-Mu ataupun tafsir
para ilmuwan islam. Percuma ! tak ada satupun yang mengizinkan hubungan itu
terjalin tanpa ikatan resmi dalam sebuah ikrar pernikahan. Justru hanya kata
“zina” yang terselip. Bagaimanapun… sulit untukku meredam perasaan sejak dua
tahun lalu yang begitu dalam untuknya. Hatiku harus berperang dengan perasaan
yang terlalu dalam untuknya, sementara mataku sehari pun tak pernah terpejam
tanpa sosoknya yang berlalu di hadapanku. Berkali-kali sudah aku memohon
bantuan-Mu untuk menghapus memory ku dengannya. Berkali-kali juga Engkau
pertemukan aku dengannya. Entah apa rahasia yang sedang berusaha Engkau
tunjukkan padaku.
Perasaanku
menangis setiap kali menggenggam kenyataan bahwa aku hanya bisa mencintainya
dalam hatiku, tanpa mengungkapkannya. Tapi… apa yang bisa ku perbuat ?! Baiklah,
akan ku jalani semuanya. Aku yakin akan ada kejutan termanis di balik pengorbanan
hati.
Ya Rabb…
Atas rindu
yang belum sepantasnya menjadi milikku. Atas cinta yang masih tercatat rapi.
Atas jalan hidup yang sudah Engkau tentukan untukku. Dialah satu-satunya cahaya
terbaik yang pernah berada di sampingku. Dialah si pemilik hati yang pertama
kali mentasbihkan cinta dalam relung hatiku. Dialah satu-satunya laki-laki yang
pernah menjadi sahabat termanis sepanjang sejarah masa kecilku.
Engkau pasti
telah mengetahui semuanya tentangku di atas segala-segalanya. Untuk itu,
bolehkah aku mengajukan permintaan pada-Mu ? aku mengajukan permintaan sebagai
seorang hamba dengan Tuhannya, juga sebagai seorang manusia yang tak berdaya
tanpa kuasa-Mu. Izinkan aku mencintainya dalam hatiku. Izinkan aku
merindukannya dalam-dalam. Dan izinkan aku selalu menyapanya… . Meski itu dalam
mimpi. Aku selalu percaya dengan jodoh yang sudah Engkau tetapkan untukku.
Meskipun begitu, biarkan aku tetap berharap menjadi yang halal baginya, menjadi
satu-satunya jodoh dalam hidupnya. Aku ingin mencintainya dalam kesejatian
sebuah pengabdian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar