Sabtu, 19 April 2014

A Letter for mom :*

Izinkan secarik kertas dan goresan tinta ini mewakili perasaanku untuk mama… 

    Dear, mama… 

    Apa kabar, mama ? Semoga Mama selalu dalam lindungan Tuhan dan baik-baik saja seperti aku disini. Seandainya mama tau, aku sangat merindukan mama. Aku ingin seharian dipeluk mama. Aku ingin mama yang menjaga tidurku. Aku ingin waktu begitu lambat saat aku bersama mama. 

    Mama…Hari itu tepat waktu mama dengan penuh perjuangan membuatku terlahir ke bumi ini. Aku hanya bersama ayah, keluarga ayah dan dia “ibu tiriku”. Ada segudang senyuman yang kurang di hari itu. Kenapa mama nggak dateng ? Padahal hari itu sangat bermakna dalam hidupku. Aku tak bisa membayangkan saat-saat kontraksi yang begitu hebat mengguncang rahim mama. Aku tak bisa membayangkan air mata yang sengaja mama tahan demi aku. Aku tak bisa membayangkan senyuman mama saat Tuhan memberiku kehidupan. 

    Mama tau ? Aku selalu menangis dalam senyumanku melihat diriku yang berdiri tanpa mama “ibu kandungku”. Kenapa aku tak tumbuh dari tangan mama saja ? Kenapa harus mereka “kakek dan nenek” yang seakan menjadi orang tuaku ? Aku rindu suara mama yang akan selalu bernyanyi saat aku akan terlelap. Aku rindu jemari mama yang akan mengusap air mata ku saat dunia memaksaku menangis. Aku rindu sentuhan lembut itu saat aku terjatuh. Aku rindu ocehan-ocehan bermakna seorang ibu. Aku rindu semuanya dari mama. 

   Mama…Aku iri ketika pandanganku tertuju pada seorang ibu yang sedang merangkul anaknya dengan penuh kasih. Ada petir yang menyambar relung perasaanku. Ada teriakan menggema yang menembus dinding hatiku. Kapan aku dipeluk bidadari seperti mama ? Kapan aku dapat kehangatan kasih mama ? Lihat aku, mama ! Aku sangat merindukanmu ! Aku terbayang saat ayah dengan tegasnya tak mengizinkanku bersama mama. Aku tak berdaya melawan permintaan ayah. Aku sayang ayah ! Aku juga cinta mama ! Seandainya sebentuk hati yang kalian genggam tak terpecah begitu saja. Seandainya takdir tak memaksa kalian berjalan ke arah yang salah.Mungkin semua mimpiku akan jadi kenyataan. Mungkin tak ada guratan kerinduan yang terlalu dalam menyakitiku. 

    Mama…di setiap do’a dalam sujudku, tak hentinya aku memohon pada Tuhan untuk selalu membuat mama bahagia. Meskipun mama tak pernah melihatku. Jauh di waktu sebelumnya, aku sering meminta pada Tuhan. Jika mungkin Tuhan menyatukan ayah dan mama kembali. Tapi aku sadar, mustahil menyatukan kembali dua serpihan hati yang telah terjalani masing-masing dan tumbuh menjadi hati yang baru seutuhnya.Adakah seorang makhluk yang membantuku menangis untuk bisa bertemu mama ?Adakah perasaan mama yang merindukan aku begitu dalam ? Aku membeku dalam dinginnya malam tanpa kehangatan mama. Aku berkutik dengan sesal yang terlahir tanpa keutuhan dua orang yang akan aku sebut “orang tua kandung”. Mama… Aku tak pernah menyesal telah terlahir dari rahim mama. Aku tak pernah menuntut mama melihat tangisanku. 

    Mama…Meskipun aku tak tumbuh dari tanganmu sendiri. Meskipun aku tersenyum tanpa belaian kasihmu. Mama tetap mamaku. Mama yang telah membuatku terlahir ke bumi ini. Aku rindu mama ! Aku sayang mama ! Aku cinta mama ! Aku percaya mama pasti juga menyayangiku. Namun, mungkin dengan cara mama yang tak ingin aku ketahui. 


Dari seorang anak yang selalu bersyukur telah terlahir dari rahim mu, 
yang selalu membencimu saat kau mengabaikannya begitu saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar