@~ III
...
Di
kamar kos ku. Malamnya dalam lelap ku, bintang itu hadir dengan sinar yang
begitu terang. Aku dan dia saling berhadapan dalam keremangan malam.
“
Makasi udah jadiin aku bintang yang paling terang buat kamu.” Ucap nya
mengawali percakapan.
Aku
menatapnya tajam dan penuh tanya. Apa maksud nya ?
“
Waktu aku jauh, aku harap kamu bisa menemukan bintang yang lebih terang dariku.
Karena sekarang semuanya sudah berbeda. Aku nggak bisa bersinar di samping kamu
lagi.” Ujar nya membuat ku terpana dengan ucapannya.
“
Aku nggak akan pernah bisa menemukan bintang yang paling terang seperti
terangnya sinar mu. Jangan pernah jauh ke tempat di mana aku nggak bisa
menggapainya walau dengan seluruh jemariku.” Jawab ku dengan mata yang mulai
berkaca-kaca.
Dia
hanya diam saja mendengar jawaban ku. Sedangkan tatapan mataku tak bergeming
sedikit pun terhadapnya.
“
Katakan apa yang harus aku lakukan biar kamu tetap bersinar di sampingku ?
Maafin aku kalau selama ini aku nggak pernah tau ketulusan kamu dan meskipun
aku nggak teriak tentang ketulusan ku, itu karna aku meneriakkannya di hatiku.”
Lanjut ku dengan sedikit terisak.
“
Seterusnya kita nggak bisa bersinar bareng lagi. Karna terlalu terang, hingga
nanti hanya akan membuat mata mu sakit ngeliat ku. Jadi, aku akan pergi jauh.”
Ucap nya sambil beranjak dari hadapan ku. Sejenak ku genggam jemari nya, hingga
menghentikan langkahnya di sampingku.
“
Tak bisakah aku tetap bersamamu, meskipun hanya sebagai sahabat kecilmu seperti
dulu lagi ? Aku tidak akan menuntutmu untuk membalas apa yang aku rasakan. Setidaknya
kisah persahabatan itu kembali.” Ucapku tanpa melihat ke arahnya dan berurai
air mata sambil tetap menggenggam jemari nya.
“
Maaf. Aku nggak bisa. Dan mulai sekarang jangan pernah berfikir tentang aku
lagi. Selamat tinggal.” Ujarnya sambil melepas genggaman jemariku dan pergi
begitu saja.
Aku
menangis sejadi-jadinya. Aku tidak pernah membayangkan semua ini terjadi
padaku. “Ku mohon jangan pergi.. Aku tak bisa melihat tanpa sinar mu dalam
kegelapan.” Jerit ku dalam hati. Terlambat. Aku hanya bisa menangis menahan
rasa sakit yang membakar seluruh asa dalam hatiku. Bahkan ternyata mimpi itu
kenyataan. Dia benar-benar telah pergi jauh dari sampingku.
Aku
terabaikan dalam setiap lelapnya. Semakin jauh… Rasa itu semakin kuat dalam
hatiku. Aku sangat mencintainya. Aku tidak biasa lelap tanpa sinar nya di
sampingku. Selalu teringat saat berjalan berdua dengannya. Saat dia menungguku
di depan rumah dan bersama berangkat ke sekolah sambil bergurau dengannya
sepanjang jalan. Itu hampir setiap hari saat kita belum menempati kos, bahkan
pulang bersama dengannya. Tapi sekarang…
Aku tidak bisa merasakan sinarnya lagi. Sangat jauh beranjak meninggalkanku.
Hingga akhirnya ku kirimkan sebuah inbox untuknya.
Jangan membuatku tenggelam tanpa
sinar terangmu. Maaf jika aku telah menyimpanmu terlalu dalam di hatiku. Aku
tidak bisa terus seperti ini. Bagaimana pun aku seorang wanita, aku ingin
alasan jelas darimu yang tiba-tiba pergi jauh dari sampingku.
Tapi tak ada respon darinya. Hingga aku kembali mengirim sebuah inbox untuknya.
Apa salahku padamu, hingga kamu begitu
tega diam dan berlalu tanpa alasan ? Kamu
yang membuatku berharap, tapi kenapa kamu yang memaksa ku untuk menghentikan
harapan itu ?! Ku mohon balas inbox ku, walaupun hanya sebaris kalimat. Percuma…
tak satupun balasan inbox yang ku terima darinya. Bahkan ku coba
menghubunginya, tapi selalu diabaikan.
Tuhan…
Inikah akhir dari rasa yang telah ku pertahankan begitu lamanya ? Kembalikan
dia Tuhan… Kembalikan bintang itu di sampingku. Aku tak bisa melihat dalam
kegelapan tanpa sinarnya dan tanpa rangkulan jemari nya yang selalu menuntunku.
Aku sangat menyayanginya ! Dia bintang pertama yang selalu memberikan sinarnya
dalam hidupku. Bawa dia kembali ke sampingku lagi, Tuhan..! Iyakah salah jika
aku menyimpannya dalam hatiku ? Hingga dia setega ini terhadapku. Ku mohon
Tuhan… Buat dia kembali bersinar di sampingku lagi -_-.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar