@~ IV
...
Empat
bulan lamanya, ku jalani waktu tanpa sinar sang bintang di sampingku dan aku
masih selalu menunggunya kembali. Sekeras apapun ku mencoba menghapuskan
remang-remang kenangan sinarnya dalam hatiku, semakin kuat rasa itu bertahan di
hatiku. “ Bagaimana mungkin aku bisa melepaskanmu, sedangkan hatiku terus
memintamu kembali.” Teriakku dalam hati. Karena rasa di hatiku yang terlanjur
dalam membuatku bertahan hingga empat bulan berlalu. Terus berharap dan
menantikannya kembali. Meskipun banyak bintang yang datang menghampiriku, tak
satupun yang mampu menggantikan sinar nya yang begitu terang di sampingku.
Hingga
suatu hari, penantianku berujung air mata. Tak ku sangka dia telah menjalin
hubungan cinta dengan gadis sekelasnya itu sejak beberapa waktu lalu. Dan yang
membuatku lebih sakit lagi. Dia menyampaikan sebuah pesan padaku bahwa dia
hanya menganggap ku sebagai seorang teman biasa. Bukan sahabat ! Oh Tuhan…
kenyataan itu membuatku terhempas gelombang cinta ku sendiri. Lalu untuk apa
dia mengucapkan kalimat palsu untukku ? untuk apa dia memberiku harapan hampa ?
dan untuk apa dia menjadikan ku seorang putri di sampingnya, jika akhirnya dia
bersama gadis lain. Tak mampu ku rangkaikan kepedihan itu dengan beribu lembar
kosong. Sepuluh tahun lamanya aku memilihnya jadi bintang yang paling terang di
sampingku, empat bulan lamanya aku menantikannya kembali sambil memendam rasa
yang begitu dalam untuknya. Kemudian berakhir begitu sadis menjauh dari
sampingku dan begitu mudah menempatkan sinarnya pada gadis lain. Aku tidak
pernah meminta cintanya dan memaksanya kembali, yang ku sesalkan kenapa dia
tidak jujur dari awal jika ternyata hal itu yang membuatnya memaksa aku
melupakan semuanya ?! Jika saja dia jujur dari awal, aku tidak akan sesakit
ini. Dan aku akan merelakannya pergi. Tapi… meskipun dia bersama gadis itu, tak
bisakah dia tetap bersinar di sampingku dan menjadi sahabat kecilku ?.
Sejak
kenyataan pahit itu ku sadari. Aku berusaha menerima semuanya. Meskipun tak
semudah karang yang terhempas lautan. Karena tak mungkin aku selalu
mengharapkan sinarnya kembali di sampingku lagi. Semua itu sangat menyakitkan
untukku. Bahkan saat dia begitu mesranya berlalu di hadapan dengan gadis itu.
Ucapan nya telah menghancurkan semua asa tentangnya dalam hatiku. Diamnya yang
akhirnya melumpuhkan penantian ku.
Baiklah
jika memang aku tidak bisa lagi menggapai sinar mu yang paling terang dengan
seluruh jemariku. Setidaknya aku masih bisa melihat sinar terang mu walaupun
dalam keremangan malam. Maaf jika selama ini aku tidak bisa menjadi sahabat
terbaik untumu, maaf karena aku menyimpanmu terlalu dalam di hatiku, tapi
terimakasih untuk 120 menit karena kamu telah menjadikan aku seorang putri yang
sesungguhnya di istana hatimu. Itu cukup membuatku bahagia.
Meskipun
sangat berat untuk melewati waktu tanpa sinar terangnya lagi. Aku akan
mencobanya. Aku akan melepaskan sinar terangmu untuk terbang jauh dari
sampingku. Tuhan… Bantu aku melupakannya. Tegarkan hatiku mengahapuskan semua
rasa tentangnya. -_- .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar