Kamis, 03 April 2014

@~ IV



...

Empat bulan lamanya, ku jalani waktu tanpa sinar sang bintang di sampingku dan aku masih selalu menunggunya kembali. Sekeras apapun ku mencoba menghapuskan remang-remang kenangan sinarnya dalam hatiku, semakin kuat rasa itu bertahan di hatiku. “ Bagaimana mungkin aku bisa melepaskanmu, sedangkan hatiku terus memintamu kembali.” Teriakku dalam hati. Karena rasa di hatiku yang terlanjur dalam membuatku bertahan hingga empat bulan berlalu. Terus berharap dan menantikannya kembali. Meskipun banyak bintang yang datang menghampiriku, tak satupun yang mampu menggantikan sinar nya yang begitu terang di sampingku.

Hingga suatu hari, penantianku berujung air mata. Tak ku sangka dia telah menjalin hubungan cinta dengan gadis sekelasnya itu sejak beberapa waktu lalu. Dan yang membuatku lebih sakit lagi. Dia menyampaikan sebuah pesan padaku bahwa dia hanya menganggap ku sebagai seorang teman biasa. Bukan sahabat ! Oh Tuhan… kenyataan itu membuatku terhempas gelombang cinta ku sendiri. Lalu untuk apa dia mengucapkan kalimat palsu untukku ? untuk apa dia memberiku harapan hampa ? dan untuk apa dia menjadikan ku seorang putri di sampingnya, jika akhirnya dia bersama gadis lain. Tak mampu ku rangkaikan kepedihan itu dengan beribu lembar kosong. Sepuluh tahun lamanya aku memilihnya jadi bintang yang paling terang di sampingku, empat bulan lamanya aku menantikannya kembali sambil memendam rasa yang begitu dalam untuknya. Kemudian berakhir begitu sadis menjauh dari sampingku dan begitu mudah menempatkan sinarnya pada gadis lain. Aku tidak pernah meminta cintanya dan memaksanya kembali, yang ku sesalkan kenapa dia tidak jujur dari awal jika ternyata hal itu yang membuatnya memaksa aku melupakan semuanya ?! Jika saja dia jujur dari awal, aku tidak akan sesakit ini. Dan aku akan merelakannya pergi. Tapi… meskipun dia bersama gadis itu, tak bisakah dia tetap bersinar di sampingku dan menjadi sahabat kecilku ?.

Sejak kenyataan pahit itu ku sadari. Aku berusaha menerima semuanya. Meskipun tak semudah karang yang terhempas lautan. Karena tak mungkin aku selalu mengharapkan sinarnya kembali di sampingku lagi. Semua itu sangat menyakitkan untukku. Bahkan saat dia begitu mesranya berlalu di hadapan dengan gadis itu. Ucapan nya telah menghancurkan semua asa tentangnya dalam hatiku. Diamnya yang akhirnya melumpuhkan penantian ku.

Baiklah jika memang aku tidak bisa lagi menggapai sinar mu yang paling terang dengan seluruh jemariku. Setidaknya aku masih bisa melihat sinar terang mu walaupun dalam keremangan malam. Maaf jika selama ini aku tidak bisa menjadi sahabat terbaik untumu, maaf karena aku menyimpanmu terlalu dalam di hatiku, tapi terimakasih untuk 120 menit karena kamu telah menjadikan aku seorang putri yang sesungguhnya di istana hatimu. Itu cukup membuatku bahagia.

Meskipun sangat berat untuk melewati waktu tanpa sinar terangnya lagi. Aku akan mencobanya. Aku akan melepaskan sinar terangmu untuk terbang jauh dari sampingku. Tuhan… Bantu aku melupakannya. Tegarkan hatiku mengahapuskan semua rasa tentangnya. -_- .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar