“Aku
mencintaimu”.
“Aku
benar-benar mencintaimu”.
Sudahkah kau
menerima pernyataan hatiku ? Aku tak suka menunggu, jadi jangan membuatku
menunggu terlalu lama. Jujur… aku tak mudah menyatakan cinta pada seorang wanita.
Dan ini pertama kalinya.
Kau ingat ?
Aku pernah menuntun jemarimu pada suatu tempat. Sebuah taman berbentuk hati
yang sudah ku persiapkan hanya untuk seorang wanita yang ku cintai. Bahkan ku udarakan
ikrar hati tentang aku yang tak akan menunjukkan tempat itu pada siapapun.
Hingga aku menunjuk seorang wanita untuk yang pertama kalinya melihat tempat
itu. Seorang wanita yang ku percayai hatinya. Seorang wanita yang sudah berani
menggoyahkan perasaanku. Seorang wanita yang selalu ada dalam fikiranku. Seorang
wanita yang tak lain adalah kamu. Yang sekarang menjadi kekasihku.
Aku
terpesona dengan tingkah lucumu. Aku tersihir dengan senyuman manis yang kau
latarkan. Aku takjub dengan ketegaran dan kelembutan hatimu yang mengalahkan
sutera. Semuanya tentangmu berseri indah
terlalu dalam di hatiku. Awalnya aku tak percaya dengan apa yang tengah aku
rasakan. Siapa kau ? Berani sekali seorang wanita biasa menggetarkan
perasaanku. Tangguh sekali seorang bebek menyihir dirinya jadi angsa di
hadapanku. Hingga membuat pandanganku tak bergeming sedikitpun.
Seperti apa
dan bagaimana jauhnya perbedaan antara aku dan kau, aku tak perduli ! Aku menginginkanmu,
bukan berarti menuntutmu menjadi seperti apa yang ku inginkan. Aku memilihmu,
bukan berarti memaksamu mencintaiku. Aku tau semuanya butuh waktu. Dan aku mencintaimu,
karena hatiku memaksaku melihat hatimu.
Apa yang kau
lakukan ? Pura-pura tak melihatku dan berlalu bersama seseorang yang tengah kau
gandeng mesra. Bagaimana dengan hatiku ? Kau terima tanpa raut bahagia dan kau
campakkan dengan senyuman manis. Kenapa aku tak pernah mendengarmu membalas perasaanku
? Malah ku dengar kau membalas perasaan seseorang yang bukan aku. Jika orang
lain yang kau cintai, kenapa kau tersenyum saat aku menunjukkan sebentuk hati
padamu ? Bahkan kau hilangkan sebuah benda yang pernah ku berikan dengan
segenap hatiku padamu.
Aku percaya
pada hatimu ! Aku mengerti kau butuh waktu untuk menerima hatiku ! Tapi tak
begini caranya. Menerima hati yang lain, gurauan mesra yang tak pernah kau
tunjukkan padaku, perhatian manis yang tak pernah ku dapatkan darimu. Semuanya
perlahan menyakitiku. Aku memang seorang laki-laki, tapi bukan berarti aku
selalu kuat saat melihat cintaku terkhianati.
...
seorang laki-laki yang kau hianati ketulusannya,
kau lumpuhkan penantiannya,
dan kau bunuh perasaannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar