Sabtu, 12 April 2014

Problema segitiga :'D



Aku punya perasaan !
Senja yang sepi tanpa mentari. Tiba-tiba langit berkelabu dan hujan berjatuhan dengan derasnya, mengaburkan pandanganku yang sedari tadi terdiam di balik jendela kamarku. Aku masih ingat tahun lalu saat aku dan kamu menjadi kita. Saat bunga-bunga musim semi berganti warna tepat saat kamu mengungkapkan suara hatimu untukku. Entah bisikan apa yang kemudian mengusik kita menjalani cerita yang dinamakan “Relationship”. Itu kali pertama aku menjalaninya dengan seseorang yang katanya mencintaiku, “kamu”.
Hari-hari pertama terasa begitu indah. Rayuan gombalmu, menggariskan senyuman manja di bibirku. Perhatianmu, terasa hangat untukku. Dan kamu berhasil membuatku merasakan getaran yang berbeda. Aku senyum-senyum sendiri saat membaca inbox darimu. Aku salah tingkah saat aku berbicara denganmu meskipun hanya melalui benda elektronik. Dan aku bingung kenapa aku bisa mengatakan “aku sayang kamu”. Apa aku sudah mulai mencintaimu ? Benarkah ?
Awalnya tak satupun yang bisa membuatku mengenal cinta kembali. Setelah aku kehilangan sesosok cahaya yang telah lama berlalu. Hingga kamu datang membawa cahaya baru dalam hidupku. Apa yang aku dapatkan darimu, sebelumnya tak pernah ku dapatkan dari “dia” ataupun orang lain. Aku berfikir, mungkin Tuhan memberiku kesempatan untuk mencoba membuatmu bahagia. Tak ada satu menit yang terbuang percuma tanpa inbox ataupun calling rayuan gombal dan perhatian darimu. Dan aku tak tau kenapa dan bagaimana wanita begitu bahagia dengan semua itu. Aku rasa itu yang dimaksud nikmat Tuhan yang berbeda.
Bulan itu hampir berlalu, ada perubahan yang berhasil ku temukan dalam dirimu. Kamu mulai sibuk sendiri dan bertingkah tak biasanya padaku. Aku mengerti kamu punya kesibukan lain yang tak bisa kamu tinggalkan. Tapi, sesibuk itukah ? sampai kamu melupakan seseorang di seberang sini yang selalu merindukanmu. Kamu mengabaikan seseorang yang selalu di sampingmu dan selalu menemanimu. Aku yang selalu menjadi peampiasan keluh kesalmu. Aku yang selalu berusaha menjadi yang terbaik untukmu. Aku yang senantiasa bertahan dalam setiap luapan emosimu. Kamu melupakanku. Bahkan saat aku mencoba mencari tau apa yang terjadi dan saat aku bertanya kenapa ? kamu malah berusaha mengalihkan arah pembicaraanku. Kamu bilang itu ! Kamu bilang ini ! Kamu bersikap seolah-olah kamu tidak mengerti kebenaran yang terjadi.
Dan amazing ! kamu berhasil bersandiwara di hadapanku. Kamu bilang sibuk ! Kamu minta aku untuk mengerti ! tapi apa yang terjadi sekarang ?! Ketika aku Log in akun, kamu sedang ngobrol mesra dengan dia “mantanmu” yang pernah kamu ceritakan padaku. Dia yang paling sempurna di hatimu. Dia yang pertama kali mengenalkan cinta dan sakit hati padamu. Dia yang tak pernah bisa kamu lupakan sosoknya. Aku tau itu ! Tapi kenapa kamu bertingkah seperti dia kekasihmu dan aku mantanmu ?! Kamu sudah seperti sutradara yang leluasa memutar balikkan cerita yang sebenarnya. Lalu, bagaimana denganku ? Bagaimana dengan rasaku yang tak kamu usik ? Kamu memintaku mengerti perasaanmu, iya ! Kamu memintaku mengerti keadaanmu, oke ! Kamu memintaku sabar menunggu kesibukanmu, baiklah ! Tapi, bagaimana mungkin aku mengerti perasaanmu, mengerti keadaanmu dan menunggu kesibukanmu, sedangkan kamu tak bisa menghargai sedikit perasaanku ! Kamu anggap apa aku ini ?! Ada waktunya kamu marah, bersikap dingin dan tiba-tiba begitu mesra padaku. Aku bukan sandal, yang bisa kamu gunakan kapan saja. Kemudian kamu buang begitu saja setelah kamu bosan. Aku bukan kartu, yang bisa kamu manfaatkan saat kamu butuh dan kamu patahkan setelah kamu anggap tak berguna lagi untukmu. Tolong hentikan !
Aku tak bisa hanya diam ! Ketika waktu itu datang, aku mengumpulkan keberanian untuk bertanya tentang semua yang terjadi di antara “KITA”. Aku mengirim inbox untukmu.
“Ehm… aku ganggu nggak ?”
“Enggak. Kenapa ?”
“Aku mau tanya sesuatu.”
“Tanya apa ?”
“Sebenarnya kamu masih sayang nggak sama aku ?”
“Kamu ngomong apa sih ?”
“Jawab aja ! Aku udah cukup lama nunggu waktu buat tanya tentang ini sama kamu.”
“iyalah. Aku masih sayang sama kamu. Udah, kamu nggak usah mikirin yang aneh-aneh. Kamu kan pacarku, nggak mungkin aku mau pacaran sama kamu kalau aku nggak sayang sama kamu.”
“Kamu nggak bohong kan ?”
“Aku serius. Aku masih sayang sama kamu. Eh udah jam seginian, tidur gih sana. I Love You”.
“Too”.




...~



Tidak ada komentar:

Posting Komentar